Pages

Ads 468x60px

Featured Posts

Minggu, 02 Maret 2014

Kisah The King "Eric Cantona"


Eric Cantona merupakan legenda Manchester United (MU). Ia menjadi idola setelah 15 tahun membela setan merah. Situs berita ESPN menjulukinya sebagai king of the premier league. 

Pria bernama lengkap Eric Daniel Piere Cantona ini lahir di Marseille Perancis pada 24 Mei 1966. Bukan hanya di MU, ia juga menjadi salah satu pemain legendaris di tim nasional Perancis.

Karir sepakbola dibangun Cantona sebagai penjaga gawang di klub lokal SO Caillolais. Ia mencoba mengikuti jejak ayahnya yang juga seorang kiper. Tapi insting dan kreativitas yang dimiliki Cantona membuatnya menjadi seorang penyerang.

Sementara karir profesionalnya dimulai dari klub Auxerre. Ia baru bisa bermain di klub itu setelah berlatih selama dua tahun. Pada awal-awal debut profesionalnya Cantona langsung menyedot perhatian penggila bola, ketika timnya pada 5 November 1983 mengalahkan Nancy dengan skor empat kosong.


Setahun kemudian (1984) ia harus istirahat sebentar dari sepakbola karena mengikuti wajib militer. Ketika kembali ke dunia sepakbola ia dipinjamkan oleh klubnya ke klub divisi dua Perancis. Namun ia segera bisa kembali ke Auxerre setelah mampu tampil gemilang.

Cantona juga dikenal sebagai pemain yang tempramental. Sikap bengalnya tidak hanya ditunjukkan kepada lawan, tapi juga kawan setimnya. Yang paling mencengangkan adalah ketika ia menghajar Bruno Martini kawan satu klubnya tepat di wajah. Ia juga melakukan tacklekasar dan berbahaya terhadap Michel De Zakarian dari klub Nantes.

Pada tahun 1989 saat melakukan pertandingan persahabatan dengan Torpedo Moscow, ia juga dengan sengaja menendang bola ke arah penonton dan membuang kasusnya karena tak terima diganti. Karena sifat kasarnya itu Cantona sering pindah klub.

Ia pertama kali dipinjamkan ke Bordeaux, Mantpellie hingga akhirnya ke Leeds United. Saat membela Leeds ia bermain sangat menawan dengan mencetak hattrick pada even CharityShield saat melawan Liverpool pada tahun 1992. Cantona membawa timnya unggul 4-3. Ia juga berperan penting saat timnya menghajar Tottenham Hotspor dengan skor telak lima gol tanpa balas. Sejak saat itu perannya di tim sangat vital.

Karir Cantona berada pada puncaknya ketika ia bergabung dengan Manchester United pada tahun 1992. Perannya di MU sangat luar biasa, bukanya hanya sebagai striker tapi juga playmaker.


Di MU Eric Cantona juga tak lepas dari permasalahan. Pada tahun 1995 ia dihukum sembilan bulan dari dunia sepakbola karena melepaskan “tendangan kungfu” terhadap fans Crystal Palace karena mengejeknya. Tendangan kungfu juga dilakukannya 17 tahun setelah itu yakni ketika MU dikalahkan Mancester City pada piala FA 2011-2012. Saat itu Cantona kesal dan menendang sebuah meja dan hancur di sebuah cafe.

Saat membela MU, Cantona sempat diistirahatkan beberapa pertandingan, tapi pelatih MU Alex Ferguson tetap percaya padanya. Puncaknya ketika Cantona dipercayakan sebagai kapten saat final FA cup 1996 menggantikan Steve Bruce yang cedera. Hasilnya, MU berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Liverpool.

Saat bermain bola Cantona memiliki ciri khas sendiri denga menegakkan kerah baju. Gaya berpakaian yang hingga kini masih sering dipakai para tifosi MU. Cantona pensiun dari sepakbola pada tahun 1997.

Pensiun dari sepakbola, Eric Cantona mencoba peruntungan di seni peran. Hal yang kemudian membuatnya menjadi seorang pemain film profesional. Karirnya di dunia peran sudah dibangun dua tahun sebelum ia gantung sepatu yakni pada 1995. Ketika itu ia bermain dalam film komedi Happines is in the Field. Ia semakin dikenal ketika bermain dalam film pemenang Academy Award, Elizabeth tahun 1998.

Popularitasnya di dunia sepakbola kemudian difilimkan dalam Looking for Eric (2009) arahan sutradara ken Loach. Cantona juga bermain dalam film aksi Switch. Dalam film ini ia berperan sebagai detektif Forgeat yang mencari seorang remaja putri yang hilang.

Eric Cantona juga menyedot perhatian publik ketika mencalonkan diri sebagai Presiden Perancis pada April 2012 lalu, meski ia kalah pada pemilihan tersebut. Untuk menjadi orang nomor satu di Perancis, Cantona harus mendapat dukungan minimal dari 500 pejabat terpilih, sesuatu yang kemudian tak mampu diraihnya.

Sebelumnya ia juga membuat geger dengan pernyataan dan seruannya agar rakyat Perancis menarik kas secara tunai beramai-ramai di bank agar bank yang korup bangkrut. Namun seruan itu tidak diindahkan oleh masyarakat Perancis. Begitulah Eric Cantona membangun sejarahnya, dari dunia sepakbola merambah ke seni peran lalu ke politik.

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List